INTINEWS.CO.ID, PENGETAHUAN – Penulisan mana yang benar Insha Allah atau Insya Allah atau Insyaallah menjadi kebingungan tersendiri suatu hal yang sering diucapkan dan mudah, namun acap kali muncul menjadi keraguan ketika hendak menulis dalam berkomunikasi pada ruang publik yang banyak diketahui oleh khalayak ramai baik itu seperti di media sosial (medsos), Whatsapp (WA), Twitter, dan lainnya.

Hal yang sederhana terkadang menjadi suatu pertanyaan khalayak ramai soal mempertanyakan terkait penulisan yang benar pada ‘Insha Allah’, atau ‘Insya Allah’, dan atau ‘Insyaallah’?
Baca juga: Sang Peletak Dasar Intelijen Indonesia Dan Sejarah Badan Intelijen Di Indonesia
Dalam penulisan ‘insha Allah’ adalah merupakan model penyerapan yang didasarkan pada ejaan bahasa Inggris, Penulisan semacam itu tidak sesuai dengan kaidah penyerapan dalam Bahasa Indonesia karena huruf ‘syin’ dari bahasa atau tulisan Arab jadi ‘sy’ dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, ungkapan itu dalam bahasa Indonesia tidak ditulis ‘insha Allah’, tetapi ditulis ‘insya Allah’.
Dan bagaimana ketika dengan adanya pertanyaan lain ungkapan ‘insya Allah’ itu di tulis dengan spasi atau di gabung menjadi ‘insyaallah’? Apakah ada yang selama ini dalam penulisan ungkapan seperti itu di tulis terpisah? Namun, dengan pengkajian yang telah dilakukan diketahui bahwa ungkapan itu terdiri atas tiga unsur, adalah:
- in ‘jika’,
- syaa ‘menghendaki’,
- ‘-illah’ ‘Allah’
Jadi perlu diketahui bahwa ungkapan itu bukan terdiri 2 (dua) dari unsur ‘insya’ dan ‘Allah’, jadi unsur ‘-illah’ pada ungkapan ‘insyaallah’ merupakan unsur yang terkait seperti halnya pada:
- Masyaallah
- Subhanallah
Oleh sebab itu, bahwa penulisannya di gabung menjadi insyaallah, yang berarti ‘jika Allah mengendaki’. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi yang ke V ungkapan insya ‘Allah’ sudah di tulis serangkai, sehingga jadi ‘insyaallah’.
Insyaallah atau Insya Allah (إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ In šyāʾ Allāh) adalah ucapan seseorang dalam bahasa Arab yang bermakna “Jika Allah mengizinkan” atau “Kehendak Allah”. Sesuai dalam KBBI Edisi ke V itulah cara penulisan ‘insyaallah’ yang dianjurkan sekarang.
Ungkapan ‘insyaallah’ ini digunakan untuk menyertai pernyataan akan berbuat sesuatu pada masa yang akan datang “Jika Allah mengizinkan” atau “Kehendak Allah”.
Pada negara-negara yang menggunakan bahasa Arab, istilah ini digunakan oleh semua umat beragama, yang berarti istilah ini tidak menunjukkan sifat suatu agama tertentu, tetapi hanya memiliki arti “Jika Allah mengizinkan”.
@Sumber, berbagai literatur situs web
(Redaksi)