INTINEWS.CO.ID, GAYA HIDUP Membendung ketergantungan akan kemajuan dunia maya sepertinya sulit dilakukan. Sepertinya generasi milenial lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget atau gawainya. Sehingga harus dicari solusi penguatan karakter anak sebagai masyarakat yang beradab.

Solusi Penguatan Karakter Anak Sebagai Masyarakat Yang Beradab
Ilustrasi dokumen INTINEWS.Co.ID (19/3).

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dorong penguatan karakter anak sebagai masyarakat yang beradab. Perihal ini diketahui dari situs web https://www.dikdasmen.go.id/berita/12503-Film-Animasi-%E2%80%9CJumbo%E2%80%9D-Dorong-Penguatan-Karakter-Anak-sebagai-Masyarakat-yang-Beradab, berikut ini kutipannya:

Upaya penguatan karakter dapat ditempuh melalui berbagai terobosan menarik. Sebagaimana yang dilakukan oleh lebih dari 420 kreator Indonesia yang menggarap film animasi berjudul Jumbo. Film ini menceritakan kehidupan seorang anak yang bernama Don dan mengalami perundungan oleh teman-temannya. Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul-Haq, menuturkan bahwa melalui media film, nilai-nilai penguatan karakter serta rasa persatuan dan persaudaraan dapat ditumbuhkembangkan dalam diri anak sebagai bagian dari masyarakat yang beradab.

Baca juga: KAINHALAL Produk Tekstil Bersertifikat Halal Secara Nasional Pertama Di Dunia Hadir Di Indonesia Fashion Week

Dalam pemutaran perdana film tersebut Wamen Fajar menyampaikan apresisi kepada Visinema atas karya karya terbarunya kali ini. Menurutnya, film ini memiliki pelajaran moral, sehingga orang tua dapat mendengar “suara anak”, mengerti dunia anak, dan memahami bahwa situasi pergaulan mereka.

“Hari ini saya mengapresiasi film keren dan saya pikir film yang perlu dan penting ditonton untuk keluarga, terutama bagi orang tua,” tuturnya menyampaikan testimoni film “Jumbo” di Jakarta, Selasa (18/3).

Wamendikdasmen Fajar menambahkan bahwa film “Jumbo” pesan moral yang sangat kuat untuk anak-anak dan bisa memperkuat nilai-nilai karakter di lingkungan keluarga.

“Sesuai dengan komitmen kami di pemerintahan, bahwa diharapkan orang tua bisa ikut serta dalam membangun karakter anak selain sekolah. Jadi, ini poin penting, dan selamat kepada Visinema yang sudah memproduksi film yang keren,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Rusprita Putri Utami, mengatakan bahwa film ini tidak hanya menarik dan menyenangkan, namun juga sarat akan nilai-nilai karakter dan kehidupan.

“Saya menangkap film ini sarat akan peran keluarga, pentingnya persahabatan, dan (mencerminkan) salah satu dari Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu kebiasaan bermasyarakat yang sangat kental,” katanya.

Baca juga: Para Merchant Offline Di Surabaya Bersemangat Daftar Di FreeBox

“Jumbo”, Film Animasi Indonesia Pertama yang Dirilis Global di 17 Negara

Turut hadir pada kesempatan ini, para pembuat film “Jumbo” di antaranya Produser Eksekutif, Heri Pesalim serta Produser Film, Anggia Karisma dan Novia Puspasari.

Heri Pesalim menyampaikan rasa syukurnya karena telah dipercaya membuat proyek animasi Indonesia yang baginya luar biasa. Ia mengatakan bahwa proses pembuatan film “Jumbo” dilakukan selama 5 tahun yang merupakan kerja keras dari 420 lebih kreator Indonesia dan merupakan film animasi Indonesia pertama yang akan dirilis global di 17 negara.

“Film ini bukan hanya sekadar film anak-anak. Tapi, Jumbo ini adalah film yang dibuat untuk Kita, untuk anak-anak Kita, serta untuk anak-anak di dalam diri Kita,” jelas Heri.

Menyambung hal tersebut, Anggia mengatakan film Jumbo mampu menjadi tayangan yang baik untuk bisa menemani anak Indonesia bertumbuh sesuai usianya.

“Yang paling menantang adalah bagaimana kita bisa memeluk anak-anak kita dan mendengarkan mereka dengan hati, bukan hanya dengan telinga,” imbuh Anggia.

Di akhir acara, Anggia dan para pembuat film “Jumbo” berharap film ini bisa menjadi bagian dari perjalanan dan pendidikan karkater anak-anak Indonesia dan terus menginspirasi mereka untuk terus berani bermimpi dan yang utama yaitu mereka bisa menikmati waktu bermain dan selalu penasaran dengan hal-hal baru.

(Redaksi/RP)