INTINEWS.CO.ID, PENGETAHUAN Masih banyak masyarakat awam yang kurang mengerti prihal apa itu revolusi industri 4.0? Timbulnya perspektif berbagai macam dari kalangan masyarakat, yang sebenarnya mau atau tidak mau saat ini sudah merasakan hasil dari revolusi industri 4.0 era teknologi robotik.

Digitalisasi sangat membantu manusia dalam menyelesaikan kesehariannya, namun menuruhkan akan kebutuhan tenaga kerja/sumber daya manusia (SDM) di revolusi industri 4.0 ini, yang akhirnya tingkat pengangguran menjadi meningkat dan sementara pertumbuhan manusia semakin banyak. Revolusi ini mengakibatkan transformasi yang jauh berbeda dengan revolusi-revolusi sebelumnya.

Revolusi Industri 4.0 Era Teknologi Robotik
Ilustrasi oleh Ogi “Jhenggot”, (6/8).

Diketahui Revolusi Industri dalam sejarah umat manusia sudah terjadi beberapa kali, yaitu:

  1. Revolusi Industri I; Dimana setelah ditemukan mesin uap dan tenaga air, perusahaan mampu meningkatkan hasil industrinya.
  2. Revolusi Industri II; Ditemukannya listrik, Perusahaan menggunakannya dalam totalitas produksi.
  3. Revolusi Industri III; Dimana otomosi produksi yang merupakan penemuan elektronik dan teknologi informasi.
  4. Revolusi Industri IV; Berbasis revolusi industri ketiga dengan karakteristik pudarnya batas antara ranah fisik, digital dan biologi.

Baca juga: Ayo Lihat Karakter Berdasarkan Hari Lahir

Dalam revolusi industri 4.0, komputerisasi sudah jadi kebutuhan industri sehingga membutuhkan SDM yang mampu berkompeten di dunia teknologi yang berkembang sangat pesat, sehingga dibutuhkannya coding atau programming yang jadi modal untuk mengembangkan revolusi industri 4.0 ini.

RI 4.0 ini ditandai dengan munculnya:

  • Cyber-physical-system,
  • Internet of Thing (IoT),
  • Big Data,
  • Aneka layanan memanfaatkan IT.

Terdapat perubahan besar (megatrend) pada ketiga aspek utama RI 4.0, yaitu:

  1. Aspek physical meliputi Automous Vehicle, 3D printing, Advance robotic dan material baru.
  2. Aspek digital yang ditandai dengan telah hadirnya Internet of Things (IoT), Big data, Blockchain dan Platforms.
  3. Aspek Biologi yang progresnya telah mulai dirasakan yaitu Genome dan biologi sintetis.

Dibandingkan dengan revolusi industri sebelumnya, RI 4.0 berkecepatan eksponensial (lambat di awal dan selanjutnya bergerak sedemikan cepat sehingga mempengaruhi disrupsi) industri disetiap negara pada keseluruhan sistem produksi, manajemen dan tata kelola. Pengaruh RI 4.0 berbagai hal bisnis, ekonomi, negara, masyarakat dan individu.

Sehingga beberapa skill yang wajib dimiliki di era revolusi industri 4.0 ini, yaitu:

  • Memecahkan masalah kompleks,
  • Kreativitas,
  • Kemampuan kerjasama dengan tim,
  • Kemampuan mengambil keputusan,
  • Mampu memiliki kecerdasan emosional,
  • Mampu menjadi leadership,
  • Berpikir kritis.

Koneksi global, kecerdasan buatan dan otomasi telah membuat disrupsi dibidang ekonomi. Teknologi dan inovasi telah bergabung menumbuhkan produktifitas pada perusahaan. Pekerjaan baru bermunculan dan sebagian pekerjaan lama berangsur hilang. Pekerjaan rutin yang biasanya dilakukan oleh tenaga manusia berangsur digantikan oleh tenaga robot.

Dengan internet semua orang dari belahan bumi mana saja dapat terhubung dengan seketika dan kapanpun, dan hal ini akan menimbulkan kesenjangan sosial, namun dari segi ekonomi ini sangat menguntungkan sekali karena RI 4.0 ini bekerja secara fleksibel. Bisa profesi sebagai freelance hanya bekerja dalam kerjaan tertentu sesuai kontrak yang disepakati, bisa bekerja di mana saja dan kapanpun. Artinya tidak perlu ke kantor cukup terhubung internet di rumah dan cuan pun mengalir nambah isi rekening.

Oleh sebab itu, bidang bisnis di RI 4.0 diperlukannya bagaimana layanan terhadap pelanggan harus ditingkatkan, berikan pelayanan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi ekspektasi pelanggan akan ditinggalkan pelanggannya. Untuk keperluan tersebut maka perusahaan memerlukan informasi dari Big Data, yang datanya diperoleh dari berbagai platform media sosial (medsos) seperti: Facebook, twitter, Instagram, dsb.

Data pengguna akan diolah dengan keilmuan Data mining (Proses pengumpulan dan pengolahan data yang bertujuan untuk mengekstrak informasi penting pada data) dan kecerdasan buatan untuk selanjutnya memberikan informasi/rekomendasi tentang layanan unik pada seorang pelanggan. Sebagai akibat tekanan dari Revolusi Industri 4.0 maka bisnis, industry, perusahaan meresponnya dengan produk dalam model versi ‘Beta’ artinya adalah selalu terbuka perubahan untuk setiap model operasi. Maka adanya tuntutan bahwa perusahaan perlu merespon pelanggannya secara realtime dimanapun mereka berada.

Baca juga: Karakter Seseorang Berdasarkan Tanggal Lahirnya

Dengan kehadiran ‘robot’ maka berakibat kepada hilangnya sumber penghidupan manusia, akan tetapi manusia telah dianugerahkan talenta dan kreativitas tidak dimiliki oleh robot yang sejatinya dapat memunculkan pekerjaan-pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya. Pekerjaan bidang baru pun bermunculan seperti:

  • Berita Online
  • Podcast
  • Youtuber
  • Gene designer
  • Big Data dan AI scientist
  • eSport
  • Cyber Security
  • Elderly Care
  • dan lain-lainnya.

Perubahan yang disebabkan oleh RI 4.0 telah membuat institusi publik dan organisasi mendefinisikan ulang bagaimana seharusnya mereka beroperasi. Era RI 4.0 pengambilan keputusan dan respon harus cepat, sehingga perlu menjaring dan menarik orang-orang kreatif dan berbakat  memanfaatkan teknologi Big Data dan Kecerdasan Buatan.

Sebagai akibat dari digitalisasi maka muncul darurat ‘me-centered’ (mementingkan diri sendiri) dalam masyarakat. Revolusi industri tidak hanya merubah apa yang kita lakukan, tapi juga merubah identitas kita pada berbagai aspek, yaitu tingkah laku, privasi, kepemilikan, konsumsi, waktu bekerja, waktu istirahat, gaya hidup, dsb.

Terdapat 3 peran dasar teknologi yang bisa dijadikan dasar respon terhadap revolusi dalam hal teknologi, yaitu:

  1. Subtitute – dimana teknologi dapat menggantikan sepenuhnya manusia dengan manampilkan aktivitas yang lebih efisien dan produktif.
  2. Integrator – dimana teknologi adalah bagian dari aktivitas bekerja manusia guna meningkatkan kualitas aksi tapi tanpa mengganti kehadiran manusia.
  3. Mediator – dimana teknologi adalah platform untuk memediasi kehidupan manusia dari isu personal ke hubungan sosial.

Selanjutnya dengan akselerasi perubahan dunia, siklus disrupsi yang cepat dalam industri dan tumbuhnya automasi, timbul lah istilah educated (terdidik) bagi seseorang tidak begitu bermakna lagi. Seorang individu harus mempunyai ‘kelincahan belajar’ yaitu kemampuan untuk:

  • belajar
  • mengadaptasikan
  • menerapkannya secara cepat

Menyikapi RI 4.0 maka kita perlu untuk melakukan perubahan yang sistematis dalam pendidikan dan pelatihan. Perubahan tersebut diantaranya:

  • 1) Keterhubungan pendidikan dan dunia kerja.
    Dunia kerja membutuhkan kerjasama dengan sekolah dan universitas pada pengembangan kurikulum dan membagi pengetahun praktis tentang pasar.
  • 2) Perbaikan prediksi (perkiraan).
    Prediksi yang lebih baik dan kecendrungan pasar tenaga kerja adalah penting untuk mempemudah pemerintah, pebisnis dan individu untuk bereaksi dengan cepat pada perubahan. Teknologi Big data sangat penting dalam membuat prediksi yang lebih akurat kemana arah pegerakan pasar kerja dan dimana kekurangan skill akan didatangkan.
  • 3) Disrupsi pendidikan dan kebijakan tenaga kerja.
    Walaupun sudah ada kemajuan yang mengesankan dalam perbaikan akses pada pendidikan, kualitas dan kerelevanan pembelajaran masih perlu diperbaiki. Kebijakan pendidikan dan tenaga kerja perlu untuk dikaji ulang untuk membuat tenaga kerja lebih proaktif dan relevan untuk pasar yang terus berubah.

Revolusi Industri 4.0 memunculkan beberapa perubahan yang cukup signifikan, meng-upgrade diri untuk bisa terjun langsung, dan membuat sebuah arena untuk menciptakan inovasi yang sesungguhnya di dalam dunia teknologi ini adalah kuncinya.

@Berita dari berbagai petikan sumber.

(Redaksi/Ogi “Jhenggot”)