INTINEWS.CO.ID, PENDIDIKAN&IPTEK – Anggrek termasuk dalam family Orchidaceae. Berasal dari bahasa Yunani, orchid, yang secara etimologis berasal dari kata orchis yang berarti “testicle” atau buah zakar. Istilah orchidsendiri diintroduksi pada 1845 oleh John Lindley sebagai kependekan dari orchidaceae.
Anggrek, adalah salah satu jenis tumbuhan yang indah dipandang, sehingga anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang sangat popular, siapapun pasti mengenalnya. Tapi taukah tentang apa itu Anggrek ?.
Dalam budaya urban, anggrek lazim dipergunakan untuk berbagai ritus sosial, misalnya acara upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ungkapan rasa cinta, atau sekadar untuk memberikan selamat pada momen perayaan maupun ungkapan duka cita pada momen kematian.
Merujuk buku berjudul Anggrek Spesies Indonesia, yang diterbitkan oleh Direktorat Pembenihan Hortikultura Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Anggrek dari seluruh penjuru dunia, sejauh ini telah teridentifikasi;
- Sekitar 750 famili,
- 43.000 spesies, dan
- 35.000 varietas hibrida anggrek.
Mengenali kekayaan dan keanekaragaman hayati di Nusantara ini, luas wilayah Indonesia hanya sekitar 1,3% dari luas bumi, Indonesia sekurangnya memiliki 5.000 spesies. Dari jumlah itu, ada;
- 986 spesies tersebar di hutan-hutan di Pulau Jawa,
- 971 spesies berada di Pulau Sumatra,
- 113 spesies tumbuh di Kepulauan Maluku, dan
- Sisanya bisa ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.
Mungkin saja masih banyak yang belum tahu, tanaman ini dulunya justru dianggap sebagai representasi kaum laki-laki. Setidaknya jika menyimak pada pemberian istilah atau penamaan tanaman ini. Kasat mata bahasa yang dikenakan memiliki artikulasi maskulin daripada feminim.
Merujuk Ayub S Parnata dalam Panduan Budi Daya dan Perawatan Anggrek (2007), konon, pada zaman dahulu di Yunani, anggrek biasa diidentikkan dengan keberadaan kaum pria, baik itu terkait warna dan bentuknya. Anggrek jadi representasi yang melambangkan kesuburan dan kejantanan. Juga ditemui mitos, jika mengonsumsi anggrek muda maka seorang bisa memilki anak laki-laki, dan jika mengonsumsi anggrek tua melahirkan anak perempuan.
Indonesia memiliki mitos lainnya, sebutlah misalnya anggrek kalajengking atau yang dikenal dengan nama ilmiah Arachnis flos-aeris. Berbentuk menyerupai kalajengking atau ketonggeng, bunga ini pertama kali ditemukan Schlechter di Minahasa pada 1911. Berada di daerah berketinggian 800—1.000 meter, bunga ini dipercayai membawa sugesti buruk bagi yang menanamnya. Konon, siapapun yang menanam anggrek jenis ini biasanya akan memengalami kesusahan hidup, seperti sering terserang penyakit, rumah tangga tak harmonis, dan lainnya.
Merujuk artikel Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia yang ditulis Cecep Kusmana dan Agus Hikmat (2017), bicara kategori tumbuhan atau flora, Indonesia setidaknya memiliki 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada di dunia. Ini berarti Indonesia merupakan urutan negara terbesar ketujuh dengan jumlah spesies mencapai 20.000 spesies, di mana 40 persen di antaranya merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia. Famili tumbuhan yang memiliki anggota spesies paling banyak adalah anggrek-anggrekan (Orchidaceae).
Spesies Asli
Anggrek (Orchidaceae) merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Lokasi tumbuh mereka juga bisa sangat beragam. Mulai dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, mulai dari kawasan yang bersuhu dingin hingga bersuhu panas.
Secara umum anggrek bisa digolongkan menjadi dua, yaitu;
- Epifit dan
- Terresterial.
Kategori epifit merupakan jenis anggrek yang tumbuhnya menempel pada tanaman lain, namun tidak bersifat parasit atau merugikan tanaman yang ditumpanginya. Contoh, anggrek jenis ini ialah genus, Dendrobium Bulbophyllum, dan Coelogyne.
Sedangkan kategori terresterial adalah anggrek yang tumbuhnya di tanah, contohnya ialah genus Spathoglottis, Calanthe, dan Paphiope-dilum.
Anggrek spesies adalah istilah untuk merujuk tanaman anggrek yang tumbuh secara alami dan pada umumnya berkembang di ekosistem hutan, serta belum dikawinsilangkan secara buatan dengan anggrek jenis lain. Anggrek spesies juga sering disebut angrek hutan merupakan plasma nutfah sebagai sumber keragaman hayati.
Merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi, terdapat 27 anggrek yang statusnya ditetapkan sebagai dilindungi dari ancaman kepunahan.
Masih dalam kerangka konservasi, pada 9 Januari 1993 pemerintah melalui Surat Keputusan Presiden (Keppres) No 4 tahun 1993 menetapkan Anggrek Bulan sebagai Puspa Pesona, bernama latin Phaleonopsis amabilis, anggrek ini tumbuh menempel pada batang atau cabang pohon merupakan salah satu jenis anggrek endemik Indonesia. Adalah Karl Ludwig von Blume (1796 – 1862), seorang ahli botani berdarah Jerman Belanda, ialah sang pemberi nama. Phalaenopsis terdiri dari dua kata Bahasa Yunani, yakni; “phalaena” dan “opsis”, yang berarti tampak mirip kupu-kupu. Sementara, amabilis berarti indah dan mempesona. Warnanya yang putih memancarkan keindahan membuat Anggrek Bulan Putih ini, demikian sohor disebut, terpilih sebagai bunga nasional Indonesia.
Merujuk catatan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dalam Outlook Anggrek (2015), jenis anggrek yang banyak dibudidayakan untuk tujuan komersial adalah Dendodrium, Cattleya, Vanda, dan Orcidium. Anggrek Dendrobium merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak digemari. Selain harga yang cukup terjangkau, budidaya anggrek Dendrobiumjuga nisbi mudah dilakukan.
Tanaman anggrek, di lndonesia menempati posisi penting dalam industri florikultura. Florikultura ialah cabang ilmu hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman hias seperti bunga potong, tanaman pot, atau tanaman penghias taman.
Pada anggrek spesies sejatinya merupakan titik tolak produksi hasil silangan yang mempunyai nilai ekonomis. Keanekaragaman anggrek spesies di Indonesia jelas jadi potensi sebagai induk silangan. Adanya banyak induk silangan ini jelas memungkinkan munculnya temuan anggrek varitas-varitas baru.
@Sumber berita, https://indonesia.go.id/ragam/
(Redaksi).
Artikel yang sangat bermanfaat